Hubungan Antara Dzikir, Doa dan Shalat
DAFTAR ISI
- Hubungan Antara Do’a dan Dzikir
- Dzikir Menghilangkan Kegelisahan
- Apakah Disyaratkan Menggerakkan Lisan Dalam Bacaan Dzikir?
- Menghitung Dzikir Adalah Dengan Jari-Jemari Tangan
- Pagi Hari Antara Tidur dan Dzikir
- Antara Dzikir, Doa dan Shalat
- Kapan Dzikir Pagi dan Sore Dibaca?
- Dzikir Pagi dan Petang Dapat Menjaga Dari Kejahatan
- Kesalahan Dalam Do’a dan Dzikir Ketika Shalat
- Hukum Mengangkat Suara Ketika Berdzikir Setelah Shalat
Antara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat, dimana berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala beriringan dengan dzikir kepada-Nya, ia merupakan permintaan seorang hamba kepada Rabb-Nya tentang kebutuhan-kebutuhannya, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi, dalam bentuk ungkapan situasi dan kondisi serta perkataan.
Maka di dalam do’a terkandung dzikir sekaligus, karenanya do’a biasa disebut juga dengan dzikir oleh kebanyakan orang. Hal yang perlu dijelaskan di sini, bahwa semakin banyak dzikir kepada Allah Ta‘ala dan memuji-Nya dalam berdo’a, maka itu lebih baik dan utama serta lebih pantas untuk dikabulkan.
Imam Ibnul Qayyim berkata, “Yang disunnahkan (mustahab) dalam berdo’a adalah seorang yang berdo’a memulai do’anya dengan pujian-pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di antara permohonan yang akan disampaikannya, kemudian baru mengungkapkan keinginan-keinginannya[1], selanjutnya beliau menyebutkan beberapa dalilnya yang menjelaskan hal ini.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/152419-hubungan-antara-dzikir-doa-dan-shalat.html